Analisa Jumlah Sel Limfosit Dan Sel Monosit Pada Pasien Tuberkulosis Paru Setelah Pengobatan 2 Bulan Di Upt Rumah Sakit Khusus Paru Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi diditemukan dan diobati, sehingga terdapat sebanyak 283.000 pasien TBC yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya dengan perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit akibat TBC mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam.Obat Anti Tuberkulosis yang dikonsumsi dapat menurunkan jumlah leukosit yang meningkat pada saat adanya infeksi. Selain itu, leukosit normal pada penderita tuberkulosis dapat sebagai respon tubuh terhadap proses penyembuhan dan pengobatan. Pengobatan 2 bulan pertama bertujuan untuk menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien. Metode penelitian ini adalah jenis pemeriksaan deskriptif,dimana yang diperiksa adalah pasien yang didiagnosa positif (+) menderita tuberculosis paru yang telah menjalani pengobatan 2 bulan.Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 20 pasien tb paru setelah pengobatan 2 bulan,diperoleh hasil 6 pasien memiliki jumlah sel limfosit yang normal dengan persentase (30%) dan 14 pasien mengalami keadaan limfositosis dengan persentase (70%). Sedangkan pada jumlah sel monosit didapatkan hasil yang normal 9 pasien dengan persentase(45%) dan 11 pasien mengalami keadaan monositosis dengan persentase (55%) dengan lama pengobatan 2 bulan.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil jumlah sel limfosit dan sel monosit pada pasien tuberculosis paru setelah pengobatan 2 bulan di UPT Rumah Sakit Khusus Paru Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengalami keadaan limfositosis sebesar 70% dan monositosis sebesar 55%